03 Mei, 2008

Skenario Empat Paket di Pilkada Makassar

Makassar, Pengamat politik Universitas Hasanuddin Adi Suryadi Culla memprediksi, jumlah pasangan calon yang bakal maju di Pilkada Makassar kemungkinan hanya empat paket.

Hal itu tergambar dari pergerakan kandidat baik melalui media massa maupun atribut- atribut pilkada, seperti baliho.”Saya perkirakan maksimal hanya empat.Soal calon independen, saya kira masih sulit sebab waktu sosialisasi sangat mepet,yakni tinggal lima bulan lebih ditambah lagi dengan pengumpulan fotokopi KTP minimal 35.000 atau 3% dari penduduk Kota Makassar,” kata Adi Culla tadi malam.

Dia memprediksi, pada akhirnya masing-masing kandidat yang berebut kendaraan politik, nantinya akan melakukan koalisi untuk mencukupkan perolehan dukungan suara partai. Berdasarkan undang-undang, syarat dukungan partai minimal 15% suara pemilu legislatif lalu. Jika skenario itu berjalan,kata Adi Culla, maka Ilham Arief Sirajuddin dipastikan menggandeng Sekretaris Kota Makassar Supomo Guntur.

Ilham juga berharap amunisi politik dari PDIP yang sampai saat ini belum menentukan dukungannya. Paket kedua, kemungkinan terjadi koalisi antara PDK dan PAN, apalagi hubungan keduanya sangat intens belakangan ini. Dengan begitu, Adil Patu bisa berpasangan dengan Busrah, sekaligus mencukupkan kendaraan politik kedua kandidat ini.

Dengan koalisi itu, PAN-PDK akan mengantongi perolehan suara pemilu 15,23% atau telah melewati batas minimal yang dipersyaratkan undangundang. Ketiga, kata Adi Culla, paket Idris Manggabarani-Jafar Sodding.Menurut Adi Culla, paket ini cukup realistis, sebab selain sama-sama muda, keduanya merupakan perpaduan pengusaha dan politisi. Jafar Sodding adalah politisi PKS yang saat ini menjabat anggota DPRD Kota Makassar.

Jika terjadi koalisi,ada tiga partai yang menjadi penyokong koalisi ini,yakni Partai Demokrat,PKS,dan PKPB dengan perolehan suara partai 21,56%. Adi menyayangkan, dari sejumlah kandidat yang muncul dalam bursa calon wali kota dan wakil wali kota, tidak satu pun berasal dari kalangan akademisi.
”Pilkada Makassar seolah menjadi panggung bagi para politisi. Ini sangat disayangkan. Padahal, fenomena pilkada cenderung lebih menyukai figur-figur pro perubahan dan dinamis,” kata Adi Culla. Sedang paket terakhir,yakni Ridwansyah Putra Musagani. Mantan Direktur Utama PDAM Kota Makassar ini didukung oleh PPP dengan perolehan suara yang baru mencapai 7,26%.

”Artinya, Ridwan masih harus bekerja keras untuk mencukupkan kendaraan politiknya. Tapi, suara-suara partai nonparlemen masih besar, sehingga jika Ridwan mampu menggalang dukungan suara partaipartai kecil itu, ia bisa tampil sebagai calon,’’ kata Adi Culla.

Ryaas Dukung Adil-Endong

Sementara itu, Presiden Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Ryaas Rasyid sudah memberikan respons positif atas skenario paket Adil Patu berpasangan dengan politisi PDIP Endong Patompo. Menurut mantan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini, paket tersebut sangat ideal dan patut diperjuangkan oleh partai khususnya dalam membentuk koalisi antara PDIP dan PDK.

”Saya kira sangat bagus jika keduanya berpaket dalam Pilkada Makassar.Patutlah didukung dan diusahakan agar paket itu benarbenar terjadi dalam Pilkada Makassar,” jelas Ryaas Rasyid kepada SINDO di selasela pelantikan dan deklarasi Pemuda PDK Sulsel kemarin.

Menurut dia,keduanya berasal dari kalangan politisi dan pengusaha yang menjadi politisi. Hal tersebut akan menjadi gabungan dua figur yang ideal dalam pemerintahan. Selain itu, keduanya pun masing-masing menduduki jabatan sebagai anggota DPRD Sulsel hingga saat ini. Namun, Ryaas Rasyid tetap menyerahkan sepenuhnya paket atau koalisi yang akan dibangunnya kepada calon wali kota dari PDK Adil Patu.

Sekadar diketahui, dalam pelantikan dan deklarasi Pemuda PDK Sulsel,Endong Patompo tampak hadir dan duduk di barisan terdepan undangan. Kehadiran Endong Patompo yang diwacanakan bakal maju dalam Pilkada Makassar sebagai wakil wali kota diindikasikan sebagai sinyalemen keduanya bakal berpasangan.Apalagi, hingga saat ini baik PDK maupun PDI-P belum menentukan koalisi dan saat ini tengah menjajaki kemungkinan untuk kembali berjuang bersama layaknya dalam Pilkada Sulsel.

Dikonfirmasi terpisah,Endong Patompo mengatakan, kehadirannya dalam deklarasi Pemuda PDK tersebut hanyalah sebagai keluarga dan bukan sebagai politisi PDIP ataupun calon wakil wali kota. Menurutnya, kehadirannya tersebut, karena diundang oleh panitia. ”Tidak ada hubungannya dengan Pilkada Makassar, apalagi sampai akan melakukan koalisi atau menjalin paket dengan Adil Patu,” kilahnya.

Menurut politisi PDIP ini, koalisi sepenuhnya menjadi urusan partai termasuk dengan siapa paket yang akan digandeng dalam Pilkada Makassar. Endong menegaskan kehadirannya dalam acara tersebut, hanya dalam kapasitas sebagai pribadi. Menanggapi paket Adil Patu-Endong Patompo yang direspons oleh Ryaas Rasyid, calon wali kota dari PDK Adil Patu mengatakan, akan sangat ideal jika keduanya berpasangan.

Ketua PDK Makassar ini menyatakan siap untuk menggandeng Endong Patompo sebagai wakilnya. ”Sangat ideal sekali jika saya berpasangan dengan Pak Endong. Apalagi, Pak Ryaas Rasyid sudah menunjukkan respons positifnya,” jelas Adil Patu. Menurut dia,politisi PDIP tersebut merupakan sosok politisi yang mampu menjalankan dua peran yakni sebagai pengurus partai dan politisi sekaligus wakil rakyat.

0 komentar:

Kompas.Com

Berita Surat Kabar Tribun Timur Makassar

BERITAKOTA MAKASSAR